Manusia dan Cinta Kasih (Makalah Ilmu Budaya Dasar)
MAKALAH
ILMU
BUDAYA SOSIAL
“CINTA
SESAMA MAKHLUK ALLAH MENURUT PANDANGAN
ISLAM”
OLEH :
AHMAD LUTHFI MUBAROK
KELAS 1TA04
NPM : 10315348
FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2015/2016
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-NYA sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya ini
yang berjudul “Cinta Sesama Makhluk Allah Menurut Islam” dengan lancar.
Saya mohon maaf
jika makalah ini kurang sempurna , semoga kritik dan saran yang saya harapkan
dapat membantu dan membangun saya , dan dapat menjadi lebih baik lagi jikalau
membuat makalah berikutnya di kemudian hari dan menjadi makalah yang lebih
sempurna.
Semoga
makalah ini dapat membantu dan berguna serta menambah wawasan bagi semua.
kekurangan dan kesalahan milik saya pribadi, dan sesungguhnya kebenaran hanya
milik Allah Semata.
Depok,3
April 2016
Daftar Isi
BAB 1............................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................
Latar Belakang........................................................................................
Batasan Masalah.....................................................................................
Rumusan Masalah...................................................................................
Tujuan Penelitian.....................................................................................
Manfaat Penelitian..................................................................................
BAB 2............................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................
I.
Pengertian
Cinta..........................................................................
II.
Macam-Macam
Cinta Sesama Makhluk Allah............................
a.
Cinta Kepada Diri Sendiri.......................................................
b.
Cinta Kepada Sesama Manusia...............................................
c.
Cinta Kepada Nabi dan rasul Allah........................................
d.
Cinta Kepada Binatang dan Tumbuhhan Allah......................
-
Menyayangi Binatang..........................................................
-
Menyayangi tumbuhan........................................................
III.
Hikmah Cinta
Sesama Makhluk Allah........................................
BAB
3............................................................................................................
SIMPULAN...................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Setiap
manusia punya sifat kasih sayang yang ada pada dirinya. Seseorang tidak mungkin
tidak memiliki sifat itu, banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang jahat
meyakini bahwa mereka tidak memiliki rasa kasih sayang. Sungguh dalam hati
kecil mereka pasti ada rasa kasih sayang tersebut.
Pengungkapan
rasa kasih sayang dapat berupa bantuan keperluan hidup ; makanan, pakaian,
tempat tinggal, pendidikan, kesihatan, dan keperluan asas yang lain, pergaulan
(kecuali dalam hal-hal tertentu seperti perkahwinan), harta, tanah dan
sebagainya.
Kasih
sayang dan cinta (dalam bahasa Arab disebut Mahabbah) di segi bahasa adalah
berasal daripada bening dan bersih, atau luapan hati dan gejolaknya, atau
tenang dan teguh, atau gundah dan tiada tetap, atau inti sesuatu, atau usungan
bejana/ bekas, atau buah hati.
Diantara
sifat kasih sayang manusia, merupakan salah satu sifat Allah yang perlu kita
pegang. Bagaimana meniru sifat Tuhan ? Allah bersifat dengan sifat rahman yaitu
pengasih kepada segala makhluk di dunia ini, maka seseorang manusia (apalagi
seorang muslim/ muslimah) itu mestilah mengumpulkan sifat kasih sayang itu ke
dalam dirinya sebanyak yang terdaya mengikut perintah Allah dalam menyayangi
apa yang disayangi Allah dan membenci apa yang dibenci Allah. Bukankah iman dan
amal itu berada dalam kitaran cinta dan benci ?
Cinta
dapat diwujudkan tidak hanya sesama manusia saja, tetapi ke semua makhluk
ciptaan Allah. Karena semua makhluk ciptaan Allah punya perasaan, seperti hewan
, tumbuhan dll. Jadi tetap sayangi semua ciptaan Allah, ga sebatas sesama
manusia saja.
II.
Batasan Masalah
1. Pentingnya
cinta sesama makhluk Allah
2. Hukum
menyayangi makhluk ciptaan Allah
3. Manfaat
mencintai sesama makhluk ciptaan Allah
III.
Rumusan Masalah
1. Apakah
cinta itu?
2. Apa
saja cinta sesama makhluk Allah?
3. Mengapa
kita harus menyangi sesama makhluk Allah?
4. Bagaimana
mewujudkan cinta kepada sesama makhluk Allah?
IV.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui
definisi cinta dan sayang
2. Mengetahui
jenis jenis cinta sesame makhluk Allah
3. Mengetahui
pentingnya cinta sesame mahkluk Allah
4. Mengetahui
cara mengungkapkan cinta sesama makhluk Allah dengan baik dan benar.
V.
Manfaat Penelitian
1. Bisa
mengetahui betapa pentingnya saling mencintai sesama makhluk Allah
2. Bias
mengetahui hikmah cinta sesama makhluk ciptaan Allah
3. Bisa
mewujudkannya cara mencinta sesame makhluk Allah
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
I.
Pengertian Cinta
Cinta
adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam
konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan,
perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah
aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa
pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti
perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek
tersebut.
Cinta
bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga dipengaruhi
perkembangan semasa. Perkataan senantiasa berubah arti menurut tanggapan,
pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi masyarakat
yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke-21 mungkin berbeda daripada
abad-abad yang lalu. Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk meluapkan perasaan.
Cinta
juga dapat diartikan sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang
manusia untuk saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling
pengertian dll.Cinta adalah memberikan kasih sayang bukannya rantai. Cinta juga
tidak bisa dipaksakan dan datangnya pun kadang secara tidak di sengaja. Cinta
indah namun kepedihan yang ditinggalkannya kadang berlangsung lebih lama dari
cinta itu sendiri. Batas cinta dan benci juga amat tipis tapi dengan cinta
dunia yang kita jalani serasa lebih ringan.
II.
Macam-macam cinta sesama makhluk
Allah
Agama
memberikan ajaran cinta kepada manusia. Dalam kehidupan manusia cinta
menampakkan diri dalam berbagai bentuk, kadang kadang seseorang mencintai
dirinya sendiri, kadang-kadang mencintai orang lain atau juga istri, anaknya,
kepada tumbuhan dan hewan, cinta kepada Allah, Rasul-NYA .Berbagai bentuk cinta
ini bias didapatkan didalam Al – Qur’an , seperti:
·
Cinta
Kepada Diri Sendiri
Janganlah
kita menyiksa diri sendiri. Sesungguhnya mencintai diri sendiri merupakan
bagian dari amanah dari Allah SWT, sang pencipta semua mahluk. Mencintai diri
dengan cara menerima segala kekurangan yang ada pada diri sendiri dan
mensyukuri kelebihan yang diberikan Sang Pencipta. Jika bukan diri kita sendiri
yang memulai untuk mencintai, lalu siapa lagi yang mencintai diri kita.
Marilah
kita memberi cinta sepenuh hati hingga jiwa semakin istiqomah untuk terus
memperbaiki dan memperbaiki menuju kesempurnaan dan kesucian jiwa. Tatalah diri
sendiri, arahkan diri sendiri, rawat diri sendiri, hingga iman Islam menancap
kokoh dalam jiwa. Hingga jiwa tersibghoh dengan sempurna dengan celupan Illahi.
Mencintai diri sendiri dengan menjaga dan senantiasa memperbaharui keimanan
kita.
Hargailah
setiap kebaikan yang telah berhasil dicapai, sekecil apapun itu. Sesungguhnya
seorang Muslim yang terbaik bukanlah yang tidak pernah berbuat kesalahan,
melainkan mereka yang setiap kali melakukan kesalahan sadar dan mengakuinya,
menerimanya dan kemudian berusaha bangkit untuk memperbaikinya, lagi dan lagi.
Tidak perlu sakit hati, tidak perlu ada kecewa. Karena sesungguhnya segala
sesuatu bagi seorang Muslim adalah baik selama dia bersyukur ketika mendapatkan
nikmat dan bersabar saat diberikan ujian.
Mencintai
diri sendiri berbeda dengan menganggumi diri sendiri (ujub). Mengutip pernyataan Imam Musa al-Kazim (as),
terdapat beberapa tingkatan ujub. Salah satunya ketika perbuatan buruk dianggap
baik oleh dirinya sendiri; ia menilai perbuatan-perbuatan tersebut sebagai
perbuatan baik dan mencintai dirinya sendiri, dengan membayangkan dirinya
sendiri sedang melakukan perbuatan mulia.
Tingkatan
ujub lainnya adalah ketika seseorang percaya bahwa dengan yakin kepada Tuhan
berati ia telah berbuat baik kepada Tuhan; padahal sesungguhnya Tuhan Yang Maha
Kuasa-lah yang menganugerahinya kebaikan (dengan memberkatinya). Larangan
menganggumi diri sendiri sudah sangat jelas.
Katakan
(Muhammad): “Apakah akan Kami beritahu padamu tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam
kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya”.(QS [18]: 103-104) dan Imam Ali (as) berkata: “Ia yang hatinya
ditumbuhi rasa ujub, akan dihancurkan. [Al-Saduq, al-‘Amali, hal. 447].
Sangat
jelas sebenarnya perbedaan antara mencintai diri sendiri dengan mengagumi diri
sendiri. Mencintai diri sendiri itu berasal dari lubuk hati, dari jiwa yang
paling dalam dengan tulus tanpa pamrih. Mencintai diri sendiri dengan maksud
terus mensupport agar keberadaan kita di muka bumi untuk terus beribadah kepada
Allah dan dapat bermanfaat bagi semua mahluk hidup. Sebagaimana Allah
berfirman; “Tidak Ku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepadaku.” [QS Adz Dzariat: 56]
Ada
beberapa yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk mencintai diri sendiri menuju
kesempurnaan dan kesucian diri. Di antaranya; pertama pernyataan positif untuk
diri sendiri untuk meningkatkan rasa percaya diri. Kedua berhentilah memberi
“label” negatif pada diri kita. Jangan biarkan nilai atau persepsi negatif
menguasai kehidupan kita, baik itu berkaitan dengan diri anda sendiri, hal yang
telah ataupun yang belum Anda lakukan.
Dan
ketiga memberi waktu untuk diri sendiri untuk rehat sebentar untuk menyenangkan
diri sendiri. Anda dapat berjalan-jalan di taman, membaca buku bagus, atau
menikmati makanan kesukaan kita. Hal tersebut dapat membantu meningkatkan
hubungan dengan diri sendiri, dan menciptakan perasaan lebih baik untuk memulai
hari yang baru.
·
Cinta
Kepada Sesama Manusia
Di
Dalam ajaran Islam, Mengasihi Sesama Manusia adalah bagian terpenting dari
ajaran Nabi Muhammad saww dan Ahlul Baitnya. Mencintai umat manusia adalah
realisasi dari ajaran al-Qur’an, yang mana pengutusan Nabi Muhammad Saww
merupakan rahmat dan wujud kasih sayang Allah SwT atas Alam Semesta ,“Tiadalah
Kami mengutusmu (Wahai Muhammad) melainkan sebagai rahmat (Ku) atas Alam Semesta”
(QS Al-Anbiya’ [21] ayat 107).
Nabi
Muhammad Saww bersabda : “Barangsiapa yang tiada mengasihi manusia maka
Allah-pun tiada mengasihinya!” (Kanz al-‘Ummal, hadits ke : 5972)
Di
dalam hadits lainnya diriwayatkan Rasulullah saww bersabda, ”Demi Yang jiwaku
berada dalam genggaman-Nya, tidaklah masuk Surga kecuali orang yang memiliki
rasa kasih sayang.”
Para
sahabat menyahut, “Kami semua memiliki kasih sayang!”
Nabi
berkata, “Bukan itu yang kumaksudkan, kalian bisa dikatakan sebagai orang yang
memiliki kasih sayang jika kasih sayang kalian juga dilimpahkan kepada seluruh
umat manusia dan alam semesta” 79]
Mungkin
kita pernah berdoa, ”Ya Allah, kasihanilah kami” Tetapi bagaimana jika
ditanyakan kepada kita,”Apakah kalian sendiri juga suka menyayangi?”
Atau
hampir setiap waktu kita berdo’a, “Ya Allah, maafkanlah kami” Tetapi bagaimana
jika ditanyakan kepada kita,”Seberapa banyak kalian telah memberi maaf kepada
manusia?”
Nabi
Saw bersabda, “Allah Yang Maha Rahman mengasihi dan menyayangi orang-orang yang
memiliki kasih sayang, karena itu kasihilah mereka yang di bumi niscaya mereka
yang di langit juga mengasihimu!” 80]
·
Cinta
Kepada Nabi dan Rasul Allah
Mencintai dan mengagungkan sunnah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sebenarnya adalah dengan meneladani petunjuk
dan sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan berusaha mempelajari
dan mengamalkannya dengan baik. Dan bukanlah mencintai dan mengagungkan sunnah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan melakukan perbuatan-perbuatan bid’ah[10]
dengan mengatasnamakan cinta kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau
memuji dan mensifati beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam secara berlebihan,
dengan menempatkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi kedudukan yang
telah Allah Subhanahu wa Ta’ala tempatkan beliau padanya.[11]
Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian memuji diriku secara berlebihan
dan melampaui batas, sebagaimana orang-orang nasrani melampaui batas dalam memuji
(Nabi Isa) bin Maryam, karena sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba Allah,
maka katakanlah: hamba Allah dan Rasul-Nya.“[12]
Inilah makna cinta kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yang dipahami dan diamalkan oleh generasi terbaik umat ini,
para sahabat radhiallahu ‘anhum. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata,
“Tidak ada seorangpun yang paling dicintai oleh para sahabat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,
akan tetapi jika mereka melihat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka
tidak berdiri (untuk menghormati beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam), karena
mereka mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci
perbuatan tersebut.”
·
Cinta
Kepada Binatang dan Tumbuhan Allah
Allah SWT menciptakan makhluk hidup
di bumi ini tidak hanya manusia. Tetapi Allah SWT juga menciptakan makhluk
lain, seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang.
1.
Menyayangi
Binatang
banyak
riwayat hadits dari Rasulullah SAW yang menyebutkan betapa pentingnya posisi
binatang dalam menentukan kita masuk surgakah atau neraka.
Janganlah
kita seperti yang disampaikan dalam sebuah hadits di bawah ini,“Seekor semut
pernah menggigit seorang nabi. Lalu, nabi tersebut membakar sarang semut
tersebut. Maka Allah SWT menurunkan wahyu,”Karena kamu digigit seekor semut,
kamu telah membakar seluruh makhluk yang sedang bertasbih.” (Shahih Bukhari
Hadits No: 3019)
Binatang
diciptakan Allah SWT. Mereka juga makhluk Allah seperti manusia. Mereka
berdzikir bertasbih kepada Allah melebihi manusia yang terkadang melupakan Sang
Penciptanya. Allah melarang kita membunuh semut dengan cara membakarnya, karena
sesungguhnya yang menciptakan api adalah Allah dan berhak menghukum dengan api
hanyalah Allah SWT.
Demikian
juga kepada binatang yang lain. Berbuat baik kepada binatang merupakan akhlak
mulia dan mungkin, suatu saat, binatang itu yang menolong kita dalam kesulitan.
2.
Menyayangi
Tumbuhan
Begitu pula tumbuhan, walaupun tumbuhan di sekitar
kita tidak bias diajak berkomunikasi dengan kita, namun tumbuhan sebenarnya
mempunyai perasaan seperti kita. Kita mungkn tidak mengerti apa yang diinginkan
tumbuhan tetapi sebenarnya tumbuhan tahu apa yang kita inginkan
Peran tumbuhan di dunia ini juga sangat penting. Contoh saja tumbuhan menyediakan
oksigen buat kita , secara oksigen itu sangat penting untuk kehidupan manusia.
Tanpa oksigen kita tidak dapat hidup dan beraktifitas seperti biasa.
Bukti bahwa tumbuhan sebenarnya bias beradaptasi
dengan kita adalah, singkat cerita saya pernah menyirami tanaman dan sambil
berkata “tumhuhan ! ini kamu dapat rejeki air dari Allah, tolong sampaikan
kepada Allah untuk mengampuni dosa semua orang muslim yang meninggal di dunia”
lalu semalam saya bermimpi disalami semua orang yang tidak saya kenal begitu
banyak dan antri sambil bilang terima kasih. itu bukti bahwa tumbuhan
sebenarnya mengerti apa yang kita bicarakan tapi tidak bsa membalasnyasecara
langsung, mungkin bisa dibalas melalui mimpi kita. Allahua”lam .
III.
Hikmah Cinta sesama Makhluk Allah
Islam adalah dien (agama) bagi semesta alam
(rahmatan lil 'alamin). Setiap penganutnya diwajibkan untuk senantiasa
menebarkan rahmat bagi makhluk yang ada disekitarnya. Islam sendiri adalah
keselamatan, yaitu keselamatan bagi diri dan lingkungannya. Indahnya ajaran
Islam, karena kita diajarkan untuk saling menyayangi agar terjalin suasana
damai.
Islam sangat menganjurkan agar kita senantiasa dalam
hidup saling menyayangi terhadap sesama, baik itu hubungan kepada Allah (Hablum
mina Allah), hubungan baik kepada manusia (Hablum Minannas), dan hubungan baik
dengan alam serta makhluk hidup yang ada di dalamnya.
Diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat
(kedamaian) bagi alam semesta ini. Sebagaimana firman Allah, “Dan tiadalah Kami
mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam“ (Q.S.
al-Anbiyaa’ 21:107)
Ayat ini bukan hanya ditujukan untuk Rasulullah
semata, tetapi sudah menjadi salah satu dasar ajaran bagaimana seharusnya
seorang muslim berperilaku dalam kehidupan sosialnya di masyarakat.
Tak hanya memberikan manfaat yang baik bagi sesama
manusia (hablumminannaas), tetapi juga flora dan fauna di alam semesta ini.
Salah satu media untuk melatih sifat rahmatan lil’alamin bagi muslim adalah
dengan menyayangi hewan.
Rasulullah
bersabda: “Sayangilah makhluk yang ada dibumi, niscaya yang ada dilangit
akan menyayangimu”. (Hadits Shahih, Riwayat ath-Thabrani dalam al-Mu’jam
al-Kabir, Lihat Shahiihul jaami’ no. 896).
Hadits ini menjelaskan akan keutamaan sifat kasih
sayang, yang selayaknya setiap Mukmin berhiasi diri dengan akhlak yang mulia
ini.
Penjelasan hadits ini ada dalam redaksi lain, di
mana Rasulullah bersabda: “Orang-orang
penyayang, pasti disayangi Allah. Maka sayangilah setiap penduduk bumi, niscaya
engkau akan di sayangi oleh penghuni langit -yakni para malaikat-. (HR Abu
Daud, Lihat Shahihul jami’ 3522).
Ketahuilah “Sesungguhnya Allah menyayangi hamba-hambaNya
yang penyayang“(HR Bukhori Muslim).
Di dalam kitab Al-Mawa’izhu Al-‘Ushfuriyyah yang
dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Abu Bakar diceritakan sebuah kisah tentang
menyayangi binatang yang dilakukan oleh Umar bin Khattab sebagai khalifah. Umar
tidak hanya melakukan hubungan baik terhadap manusia (hablumminannas) tetapi
juga hubungan baik kepada makhluk hidup yang ada di alam semesta ini.
Diceritakan, pada saat Umar bin Khattab berjalan
santai di pinggiran kota Madinah, ia melihat seorang anak kecil yang
menggenggam seekor burung di tangannya. Anak kecil itu memainkan burung
tersebut tanpa adanya rasa kasihan. Dan burung itu terlihat tersiksa dan
teraniaya akibat dimainkan oleh anak kecil tersebut.
Melihat apa yang telah dilakukan oleh anak kecil
tersebut terhadap burung itu, Umar merasa kasihan dengan burung tersebut. Umar
tidak mampu melihat burung itu tersiksa. Sehingga kemudian Umar membeli burung
tersebut dari anak kecil itu dan melepaskannya. Terlepaslah burung itu dalam
alam yang bebas.
Begitu mulianya sifat Umar bin Khattab, ia tidak
hanya menyangi manusia, tetapi juga menyayangi makhluk hidup. Maka ketika Umar
wafat, Jumhur Ulama bertemu Umar dalam mimpi. Kemudian para ulama tersebut
bertanya kepada Umar. “Wahai Umar, Apa yang telah Allah perbuat kepada engkau?”
Umar menjawab, “Sungguh Allah telah mengampuniku”.
Kemudian mereka bertanya, “Apakah engkau diampuni
Allah karena kebaikanmu, sifat adilmu, atau sifat zuhudmu?” Umar menjawab,
“Ketika mereka meletakkanku di dalam kubur, menutupku dengan tanah dan
meninggalkanku, maka datang dua orang malaikat yang sangat menakutkan. Seketika
itu hilang akalku, serasa lepas tulang-tulangku dari persendiannya dan mereka
memegangku, kemudian mendudukkanku. Kemudian kedua malaikat tersebut ingin
menanyaiku, namun belum sempat mereka bertanya, aku mendengar suara (panggilan)
dari langit, “Tinggalkan oleh kalian (dua malaikat) hambaku dan janganlah
kalian menakutinya, karena sesungguhnya Aku menyayangi dan mengampuninya”. Aku
menyayanginya karena ia menyayangi seekor burung waktu di dunia, dan aku
menyayanginya di akhirat sebagai balasan atas kebaikannya.
Dalam sebuah kisah, ketika seorang laki-laki sedang
dalam perjalanan, ia kehausan. Ia masuk kedalam sebuah sumur yang curam, lalu
minum untuk menghilangkan rasa dahaganya disana. Setelah rasa haus itu hilang
ia kembali keluar. Ditemuinya seekor anjing yang menjulurkan lidahnya dan
menjilat-jilat tanah karena kehausan. Laki-laki itu berguman, “Anjing ini
sedang merasakan, apa yang telah saya rasakan”. Lalu ia turun kembali ke dalam
sumur itu, memenuhi sepatunya dengan air, membawanya ke atas dan memberinya
minum anjing itu. Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya.
Dari cerita di atas dapat kita ambil sebuah hikmah
(pelajaran) agar kita saling menyayangi sesama makhluk hidup, baik itu manusia,
binatang, tumbuhan dan lain sebagainya. Karena orang yang menyayangi apa yang
ada di bumi, maka Allah akan menyayangi kita di akhirat kelak. Sebagaimana
Rasulullah SAW bersabda, “Saling menyanglah kalian, niscaya Alla yang Maha
Rahman akan menyayangimu. Sayangilah oleh kalian akan apa yang ada di bumi,
maka kamu akan disayangi oleh makhluk yang ada di langit” (HR Abdullah bin
Umar).
Lihatlah contoh yang telah diberikan oleh Rasul dan
generasi-generasi awal ummat ini. Jangankan dalam masa damai, dalam masa
perangpun umat dilarang untuk melakukan pengrusakan terhadap tanaman dan
binatang secara semena-mena.
Pada hakikatnya rasa saling mengasihi dan rasa
saling menyayangi adalah fitrah normal setiap manusia. Dan setiap manusia dapat
memilah dan memilih mana yang baik dan yang buruk untuk hidupnya. Karena Allah
menciptakan manusia dengan karunia berupa akal untuk digunakan sebagai sebuah
sistem penunjang keputusan, mana yang terbaik menurut Allah. Namun selain
dikarunia akal, manusia juga diberikan nafsu. Apabila akal pikiran digunakan
sebagai referensi menentukan keputusan untuk tidak mengikuti hawa nafsu, maka
orang itulah yang berhasil mengendalikan hawa nafsu dengan menggunakan karunia
yang Allah berikan, yaitu akal.
Insya Allah dengan demikian, Allah ridho dan menyayangi serta mengasihi
kita. Dan Allah akan masukkan orang-orang tersebut kedalam golongan orang-orang
yang beriman dan beramal sholeh di surga Allah, kekal di dalamnya. Seperti
firman Allah,“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan
berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam
surga-surga itu, mereka mengatakan : “Inilah yang pernah diberikan kepada kami
dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada
isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”(Q.S. al-Baqarah [2] :
25). Apakah ada orang yang tidak menginginkan hal tersebut?“Maka nikmat Tuhan
kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.S. al-Rahmân [55] : 23).
BAB
3
SIMPULAN
Kasih sayang dan cinta (dalam bahasa Arab disebut Mahabbah)
di segi bahasa adalah berasal daripada bening dan bersih, atau luapan hati dan
gejolaknya, atau tenang dan teguh, atau gundah dan tiada tetap, atau inti
sesuatu, atau usungan bejana/ bekas, atau buah hati.
Mencintai dan menyangi sesama makhluk hidup ciptaan Allah
merupakan hal yang diwajibkan menurut ajaran agama islam. Di Al-qur’an dan
hadist sudah dijelaskan dari Abdullah bin Amr diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW
bersabda, “Orang yang saling menyayangi akan disayang Dzat yang Maha Penyayang.
Sayangilah orang yang ada di bumi, maka yang di langit akan menyayangi kalian.
Kasih sayang ini membuka ruang untuk berintraksi dengan
manusia yang tidak seagama secara terbuka dalam semua bidang selain yang
melibatkan unsur agama manusia itu. Kemanusiaan ini amat menyeluruh, terutama
bagi pihak kerajaan Islam dalam menangani semua pihak yang berada di bawah
naungannya sehingga hak beragama penganut agama bukan Islam juga boleh dilayani
selagi tidak berunsur menyebar dan menyuburkan agama tersebut.
Dengan demikian, orang yang tidak menyayangi makhluk, tidak
akan mendapatkan rahmat dan kasih sayang dari sang pencipta.Makhluk disini
tidak hanya makhluk sesama manusia saja, melainkan sesama makhluk yang
diciptakan Allah seperti menyayangi tumbuhan , binatang . dan juga mencintai
nabi dan Rasul Allah dengan cara meneladani kebaikan dan ajaran dari Nabi dan
rasul Allah.
Hidup akan indah jika kita saling menyayangi sesama makhluk
Allah. “Jangan lihat siapa yang berbicara tapi lihat apa yang dibicarakan “
DAFTAR
PUSTAKA
1.https://id.wikipedia.org/wiki/Cinta2.http://cintaassejati.blogspot.co.id/2012/09/apa-sesungguhnya-arti-dan-makna-cinta.html
3.https://www.islampos.com/jawaban-menyayangi-sesama-makhluk-allah-swt-162646/
4.http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/04/20/m2r8k8-mencintai-diri-sendiri
5.https://muslim.or.id/4954-hakikat-cinta-kepada-rasulullah.html
6.http://www.ummi-online.com/menyayangi-binatang-bisa-masuk-surga.html
7.http://www.detakpalembang.com/edukasi/relegius/item/1223-hikmah-jumat-menyayangi-sesama-makhluk-allah-swt.html
Comments
Post a Comment